Kamis, 12 Mei 2011

Buntut Singkong berbuah umroh

Maaf sebelumnya kalo repost ,, cuma mau sharing ,hehehe


BUNTUT SINGKONG BERBUAH UMRAH
Cerita ini dikutip dari buku an Introduction to The Miracle of Giving
Karya Ust. Yusuf Mansur,
Semoga menjadi amal jariah buat Ustadz keluarga dan kerabatnya amin……..
Cerita ini mengasah kita untuk tidak memilih-milih dalam member infak, sedekah dan jangan lupa kewajiban zakatnya.
Temukan Miracle of Giving!!!

BUNTUT SINGKONG BERBUAH UMRAH (Bagian Pertama)
Buku : an Introduction to The Miracle of Giving
Oleh Ust. Yusuf Mansur
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarah-pun niscaya Dia akan melihat balasanya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarah-pun, niscaya Dia akan melihat balasanya pula. (QS:Az-Zalzalah :7-8)
• Tahun 1980
Kejadaian ini berawal di tahun 1980. Seorang tukang gorengan berdagang. Ada kejadian aneh. Ketika ashar, ada anak kecil yang menghampiri dia punya gerobag, dan langsung aja dia berdiri disisi kanan gerobag tersebut. Anak kecil ini tidak berbuat apa-apa, kecuali dia mengangkat kaki kirinya, berdiri setengah kaki, dan menggigit telunjuk kanannya. Mata anak ini menatap lekat kepada gerobag bapak itu.
Melihat ini anak, ibarat melihat dia yang kepengen beli tapi tidak punya uang, tapi untuk meminta
Si tukang singkong melihat. Tapi dia pun tidak bereaksi. Tidak berkata sepatahpun apalagi memberi.
Kejadian ini berulang di keesokan harinya. Lagi-lagi dengan gaya yang sama. Kaki kiri diangkat, berdiri setengah kaki, dan telunjuk kanan digigit pelan. Si tukang singkong pun sama tidak bereaksi.
Hari berikutnya, hari ketiga masih sama.
Baru kemudian di hari ke empat, ada perubahan. Tukang singkong Allah kasih rasa. “Kayaknya nanti tuh anak bakal datang lagi dah”, begitu pikirnya . Maka dia menyiapkan buntut singkong. Buntut singkong ini yang biasanya dibuang, digoreng.
Enggak lama, itu anak datang lagi. Kali ini, “perjuangan” anak tersebut tidak sia-sia, berbuah buntut singkong.
“Ssssttt… sini kamu. Saya kasih nih” si tukang singkong memanggil anak itu sambil member buntut singkong yang sudah digoreng.
Betapa senangnya anak tersebut. Dia terima singkong tersebut dengan senyum lebar-lebarnya. Matanya berbinar, dan kemudian lari dengan senangnya.
Tukang singkong geleng-geleng kepala. Dia enggak nyangka itu anak demikian senangnya, padahal dia hanya diberi sebuntut singkong saja, tidak lebih.
Peristiwa kemudian berulang lagi hingga tiga hari berikutnya, alias sebanyak 4 hari si tukang singkong member buntut singkong sama anak tersebut.
Setelah itu, si tukang singkong tidak melihat anak itu lagi untuk waktu yang sangat lama.
• Tahun 2004
Di tahun 2004, atau 24 tahun setelahnya, cerita ini kembali tersambung. Tidak disangka dan tidak diduga.
Kira-kira ashar, ada anak muda umur 30-an mendatangi gerobag si bapak tukang singkong.
“Oh… rupanya si bapak masih jadi tukang singkong, gerobagnya pun sama”.
“Pak ada buntut singkong?” Tanya itu anak muda.
Si tukang singkong bengong. Dia tidak siap dengan pertanyaan itu.
“Enggak ada.”
“Gorngin dah pak!”
“Kenapa sih nyari yang enggak ada?Nyari buntut singkong lagi. Kan buntut singkong mah enggak enak….pait….”
Si anak muda hanya tersenyum mendengar ucapan si tukang singkong.
“Makanya saya buang…saya enggak jual. Cari yang laen aja ya, ada ubi goreng, pisang goreng, bala-bala goring………..”
Anak muda itu tetep menggelengkan kepala.
“Enggak……..saya cuma kepengen buntut singkong aja pak………….”
Setelah ditunggu reaksi si tukang singkong yang seperti tidak mengenali wajah anak muda itu, ia bertanya, “Pak, Bapak tidak kenal sama saya?”
Lama si tukang singkong memandangi anak muda yang ada di depan wajahnya. Berusaha mengenali. “Iya …..kayak kenal…..tapi siapa ya?”
“Nyerah dah”
Anak muda itu tersenyum…..”Sebentar ya Pak, saya akan peragakan satu hal, Insya Allah Pasti kenal deh sama saya.”
Anak muda itu bergeser ke kanan gerobag. Dia memlakukan apa yang 24 tahun lalu dia lakukan untuk menarik perhatian si tukang singkong, dia angkat kaki kiri berdiri setengah kaki dan menggigit telunjuk kanannya. Lalu dia ngomong dalam posisi seperti itu, “Gimana pak udah kenal belum?”
Wah terang aja si tukang singkong sekarang mengenali dia. “Subhanallah…rupanya situ anak kecil yang dulu saya kasih buntut singkong?!”
“Iya pak…….saya anak kecil yang dulu datang ke bapak”
“Maaf ya… saya dulu hanya ngasih buntut singkong”
“Oh enggak pak…..enggak. Bapak dulu ngasih kebahagiaan kok buat saya………..”
Bingung si tukang singkong. Kok bisa? Sekedar buntut singkong bikin dia bahagia?
“Pak, dulu saya datang ke gerobag Bapak, itu baru beberapa hari saya punya ayah meninggal dunia. Sehingga barangkali perhatian semuanya tertuju sama urusan ayah saya, pada lupa sama saya. Dan beberapa kawan saya tidak menemani saya main hanya gara-gara saya tidak punya uang jajan. Itulah, saya datangi beberapa warung, Alhamdulillah pak, saya di usir”
Anak muda itu terus bercerita, bahwa dia mendatangi terus warung-warung sekitar hingga sampai ke gerobag singkong si bapak.
“Tapi yang aneh. Saya tidak diusir, tapi tidak diberikan apa-apa, bahkan ditegor aja tidak. Saya pantang menyerah….iya kan? Saya datang terus, hingga kemudian Alhamdulillah akhirnya Bapak member sesuatu juga ke saya.”
Tukang singkong itu tersenyum malu. Iya malu. Cuma ngasih buntut singkong.
“Cuma memang kelewatan ya Pak, udah 3 hari nungguin, dapatnya hanya buntut singkong…….” Anak muda itu tertawa kecil, bercanda.
“Iya………maaf ya……..”
“Eh, engga Pak…….Engga! Saya bercanda kok. Saya malah berterima kasih sekali dengan buntut singkong pemerian bapak……..”
Anak muda itu bercerita, bahwa buntut singkong itu ‘kan yang lancip dibawah. Maka ketika diberi itu buntut singkong, dengan tangan kecilnya, ia balik posisinya. Si bapak member buntut singkong dengan posisi buntut dibawah, tapi ia ubah. Buntutnya ia bikin diatas. Lalu dengan tangan kananya dan kirinya, ditutupi, seakan-akan ia punya jajan satu singkong utuh. Dia lalu lari gembira, karana mau menunjukan segera ke kawan-kawanya bahwa dia punya jajan. Ini demi dia ditemani kembali sama kawan-kawanya.
“Jadi begitu Pak ceritanya….”
Kemudian anak muda itu kembali melanjutkan, bahwa di hari selanjutnya, dia tidak datang lagi. Sebab ibunya ini pindah. Semula ia tidak mau. Ia takut jika di tempat baru tidak ada tukang singkong yang biasa ngasih buntut singkong lagi buatnya, dan karenanya kawan-kawannya tidak mau menemani lagi.
Sejurus kemudian, gantian si anak muda ini berlinang air matanya. “Pak, saya ingin berterima kasih ke Bapak. Saya mau membayar buntut singkong yang Bapak kasihkan ke saya. Pak, bulan depan saya mau berangkat umrah. Insya Allah saya akan berangkatkan Bapak umrah.”
“Umrah?”
“Iya Pak….Umrah.”
Ya….Allah si tukang singkong seperti tidak percaya mendengar ini semua. Bagaimana mungkin ada anak muda yang ia tidak kenal , lalu bicara tentang hadiah umrah? Apalagi katanya ini sebagai bayaran 4 buntut singkong yang ia sendiri sudah lupakan kejadianya?
Allah Maha Besar. Mau tidak percaya, ini sudah di depan mata. Ia hanya mengucap Allahu Akbar, Subhanallah, Walhamdulillah
Apa yang bisa dipetik dari hikmah diatas?
Luar bisa, jangan pernah ragu untuk sadaqah, infak dan zakat…….!


Cerita ini ada di buku Introduction to The Miracle of Giving bisa di dapat secara online di : http://www.wisatahati.com/penjualan/

Semoga Bermanfaat
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh………

Sumber :

Sabtu, 23 April 2011

Pohon pun mati bila di caci maki














Ada salah satu kebiasaan yang ditemui pada penduduk yang tinggal di sekitar kepulauan Solomon, yang letaknya di Pasifik Selatan, yakni meneriaki pohon. Untuk apa ? Kebisaan ini ternyata mereka lakukan apabila terdapat pohon dengan akar-akar yang sangat kuat dan sulit untuk dipotong dengan kapak.
Inilah yang mereka lakukan, jadi tujuannya supaya pohon itu mati.

Caranya adalah, beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani akan memanjat hingga ke atas pohon itu. Lalu, ketika sampai di atas pohon itu bersama dengan penduduk yang ada di bawah pohon, mereka akan berteriak sekuat-kuatnya kepada pohon itu. Mereka lakukan teriakan berjam-jam, selama kurang lebih empat puluh hari.

Dan, apa yang terjadi sungguh menakjubkan. Pohon yang diteriaki itu perlahan-lahan daunnya akan mulai mengering. Setelah itu dahan-dahannya juga mulai akan rontok dan perlahan-lahan pohon itu akan mati dan dengan demikian, mudahlah ditumbangkan.

Kalau kita perhatikan apa yang dilakukan oleh penduduk primitif ini sungguhlah aneh. Namun kita bisa belajar satu hal dari mereka. Mereka telah membuktikan bahwa teriakan-teriakan yang dilakukan terhadap mahkluk hidup tertentu seperti pohon akan menyebabkan benda tersebut kehilangan rohnya.
Akibatnya, dalam waktu panjang, makhluk hidup itu akan mati.

Nah, sekarang, apakah yang bisa kita pelajari dari kebiasaan penduduk primitif di kepulauan Solomon ini ? O, sangat berharga sekali! Yang jelas, ingatlah baik-baik bahwa setiap kali Anda berteriak kepada mahkluk hidup tertentu maka berarti Anda sedang mematikan rohnya.

Pernahkah Anda berteriak pada anak Anda ? Ayo cepat ! Dasar lelet! Bego banget sih. Hitungan mudah begitu aja nggak bisa dikerjakan? Jangan main-main disini! Berisik ! Bising !

Atau, pernahkah Anda berteriak kepada orang tua Anda karena merasa mereka membuat Anda jengkel ? Kenapa sih makan aja berceceran ? Kenapa sih sakit sedikit aja mengeluh begitu? Kenapa sih jarak dekat aja minta diantar ? Mama, tolong nggak usah cerewet, boleh nggak? Atau, mungkin Anda pun berteriak balik kepada pasangan hidup Anda karena Anda merasa sakit hati? Saya nyesal kawin dengan orang seperti kamu tahu nggak! Bodoh banget jadi laki nggak bisa apa-apa ! Aduh. Perempuan kampungan banget sih !?

Atau, bisa seorang guru berteriak pada anak didiknya? E, tolol. Soal mudah begitu aja nggak bisa. Kapan kamu jadi pinter? Atau seorang atasan berteriak pada bawahannya saat merasa kesel? Karyawan kayak kamu tuh kalo pergi aku kagak bakal nyesel. Kerja gini nggak becus ? Ngapain gue gaji elu ?

Ingatlah ! Setiapkali Anda berteriak pada seseorang karena merasa jengkel, marah, terhina, terluka ingatlah dengan apa yang diajarkan oleh penduduk kepulauan Solomon ini.
Mereka mengajari kita bahwa setiap kali kita mulai berteriak, kita mulai mematikan roh pada orang yang kita cintai. Kita juga mematikan roh yang mempertautkan hubungan kita. Teriakan-teriakan, yang kita keluarkan karena emosi-emosi kita perlahan-lahan, pada akhirnya akan membunuh roh yang telah melekatkan hubungan kita.
Jadi, ketika masih ada kesempatan untuk berbicara baik-baik, cobalah untuk mendiskusikan mengenai apa yang Anda harapkan. Coba kita perhatikan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Teriakan, hanya kita berikan tatkala kita bicara dengan orang yang jauh jaraknya, bukan? Nah, tahukah Anda mengapa orang yang marah dan emosional, mengunakan teriakan-teriakan padahal jarak mereka hanya beberapa belas centimeter. Mudah menjelaskannya. Pada realitanya, meskipun secara fisik mereka dekat tapi sebenarnya hati mereka begituuuu jauhnya. Itulah sebabnya mereka harus saling berteriak !

Selain itu, dengan berteriak, tanpa sadar mereka pun mulai berusaha melukai serta mematikan roh pada orang yang dimarahi kerena perasaan-perasaan dendam, benci atau kemarahan yang dimiliki. Kita berteriak karena kita ingin melukai, kita ingin membalas.

Jadi mulai sekarang ingatlah selalu. Jika kita tetap ingin roh pada orang yang kita sayangi tetap tumbuh, berkembang dan tidak mati, janganlah menggunakan teriakan-teriakan. Tapi, sebaliknya apabila Anda ingin segera membunuh roh pada orang lain ataupun roh pada hubungan Anda, selalulah berteriak.

Hanya ada 2 kemungkinan balasan yang Anda akan terima. Anda akan semakin dijauhi. Ataupun Anda akan mendapatkan teriakan balik, sebagai balasannya.

Saatnya sekarang, kita coba ciptakan kehidupan yang damai, tanpa harus berteriak-teriak untuk mencapai tujuan kita.



Sumber

Kamis, 21 April 2011

Lirik lagu Uncle freak - jari tengah , Download

Uncle freak - jari tengah

gelap malam datang bersama dia sedang berdendang
rasa sakit yg telah engkau berikan
kini ku rasakan hingga diriku terdiam
kau tak pernah berfikir untuk merasakan
apa yang kurasakan
yang kau tau ku hanyalah penggombal yang mengganggu
setiap mimpi indahmu

kau ceritakan semua tentang bahagia mu dengan dirinya
tapi kau tak pernah tau ku muak mendengarkannya
selalu teringat rasa sakit yang telah engkau berikan
meski pahit untuk ku telan kunikmati hingga ku terdiam

kau tangisi dia di peluk ku
kau tertawakan ku di peluk nya

kini kau bahagia dan aku terluka
kini kau bahagia bersama dirinya

kini kau bahagia dan aku terluka
kini kau bahagia bersama dirinya


kau ceritakan semua tentang bahagia mu dengan dirinya
tapi kau tak pernah tau ku muak mendengarkannya
selalu teringat rasa sakit yang telah engkau berikan
meski pahit untuk ku telan kunikmati hingga ku terdiam

kau tangisi dia di pelukku
kau tertawakanku di peluknya


kini kau bahagia dan aku terluka
kini kau bahagia bersama dirinya

kin kau bahagia dan aku terluka
kini kau bahagia bersama dirinya


Ku Acungkan jari tengah ku untukmu dan dirinya
....




For Download Song
Uncle freak - jari tengah <Download>

Jumat, 04 Maret 2011

Kumpulan Pedang Asli nabi Muhammad SAW

Nahhh,, dibawah ini lah terdapat kurang leih 9 pedang nabi Muhammad SAW ..mungkin masih banyak sih pedang nya nabi muhammad kalo kata gw{Farras} ,, tapi gk tau juga lah wallahualam bi shawab .
tapi jijik arya gw mah berkoar terus gk percaya dia ,, nyampe kesel sendiri gw ,, tapi banding husen, ya kan wan {iwan} gw mah boy ,,iya ..





Kalo gak seneng sama potonya yaudah ,kalo kurang seneng sama potonya mah iya ,,






Sekedar share aja ,, kalo udah pernah baca atau udah tau ,,yawdah ,, mohon maap

Lohh kok malah ngomongin ini sihhh ??? langsung ajalah kita liat pedang nya ,,banding pedang pattimura ??





Ini adalah pedang-pedang yang pernah dipakai oleh Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya untuk berdakwah, jumlah total pedang yang pernah digunakan ada 9 buah.
1. Al Ma’thur


Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami,
Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).
Juga dikenal sebagai ‘Ma’thur Al-Fijar’ adalah pedang yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW sebelum dia menerima wahyu yang pertama di Mekah. Pedang ini diberi oleh ayahnya, dan dibawa waktu hijrah dari Mekah ke Medinah sampai akhirnya diberikan bersama-sama dengan peralatan perang lain kepada Ali bin Abi Thalib.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 99 cm. Pegangannya terbuat dari emas dengan bentuk berupa 2 ular dengan berlapiskan emeralds dan pirus. Dekat dengan pegangan itu terdapat Kufic ukiran tulisan Arab berbunyi: ‘Abdallah bin Abd al-Mutalib’.



2. Al ‘Adb





Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).
Al-’Adb, nama pedang ini, berarti “memotong” atau “tajam.” Pedang ini dikirim ke para sahabat Nabi Muhammad SAW sesaat sebelum Perang Badar. Dia menggunakan pedang ini di Perang Uhud dan pengikut-pengikutnnya menggunakan pedang ini untuk menunjukkan kesetiaan kepada Nabi Muhammad SAW. Sekarang pedang ini berada di masjid Husain di Kairo Mesir.






3. Dhu Al Faqar



Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).
Dhu Al Faqar adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan pada waktu perang Badr. Dan dilaporkan bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan pedang ini kepada Ali bin Abi Thalib, yang kemudian Ali mengembalikannya ketika Perang Uhud dengan bersimbah darah dari tangan dan bahunya, dengan membawa Dhu Al Faqar di tangannya.
Banyak sumber mengatakan bahwa pedang ini milik Ali Bin Abi Thalib dan keluarga. Berbentuk blade dengan dua mata.




4. Al Battar





Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).

Al Battar adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan dari Banu Qaynaqa. Pedang ini disebut sebagai ‘Pedangnya para nabi‘, dan di dalam pedang ini terdapat ukiran tulisan Arab yang berbunyi :
‘Nabi Daud AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Musa AS, Nabi Harun AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Zakaria AS, Nabi Yahya AS, Nabi Isa AS, Nabi Muhammad SAW’.
Di dalamnya juga terdapat gambar Nabi Daud AS ketika memotong kepala dari Goliath, orang yang memiliki pedang ini pada awalnya. Di pedang ini juga terdapat tulisan yang diidentifikasi sebagai tulisan Nabataean.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 101 cm. Dikabarkan bahwa ini adalah pedang yang akan digunakan Nabi Isa AS kelak ketika dia turun ke bumi kembali untuk mengalahkan Dajjal.




5. Hatf



Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami,
Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992)
Hatf adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan dari Banu Qaynaqa. Dikisahkan bahwa Nabi Daud AS mengambil pedang ‘Al Battar’ dari Goliath sebagai rampasan ketika dia mengalahkan Goliath tersebut pada saat umurnya 20 tahun.
Allah SWT memberi kemampuan kepada Nabi Daud AS untuk ‘bekerja’ dengan besi, membuat baju baja, senjata dan alat perang, dan dia juga membuat senjatanya sendiri. Dan Hatf adalah salah satu buatannya, menyerupai Al Battar tetapi lebih besar dari itu.
Dia menggunakan pedang ini yang kemudian disimpan oleh suku Levita (suku yang menyimpan senjata-senjata barang Israel) dan akhirnya sampai ke tangan Nabi Muhammad SAW. Sekarang pedang ini berada di Musemum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade, dengan panjang 112 cm dan lebar 8 cm.





6. Al Mikhdham




Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami,
Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).
Ada yang mengabarkan bahwa pedang ini berasal dari Nabi Muhammad SAW yang kemudian diberikan kepada Ali bin Abi Thalib dan diteruskan ke anak-anaknya Ali. Tapi ada kabar lain bahwa pedang ini berasal dari Ali bin Abi Thalib sebagai hasil rampasan pada serangan yang dia pimpin di Syria.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 97 cm, dan mempunyai ukiran tulisan Arab yang berbunyi: ‘Zayn al-Din al-Abidin’.





7. Al Rasub






Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami,
Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).
Ada yang mengatakan bahwa pedang ini dijaga di rumah Nabi Muhammad SAW oleh keluarga dan sanak saudaranya seperti layaknya bahtera (Ark) yang disimpan oleh bangsa Israel.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 140 cm, mempunyai bulatan emas yang didalamnya terdapat ukiran tulisan Arab yang berbunyi: ‘Ja’far al-Sadiq’.





8. Al Qadib






Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami,
Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).
Al-Qadib berbentuk blade tipis sehingga bisa dikatakan mirip dengan tongkat. Ini adalah pedang untuk pertahanan ketika bepergian, tetapi tidak digunakan untuk peperangan.
Ditulis di samping pedang berupa ukiran perak yang berbunyi syahadat:
“Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad Rasul Allah – Muhammad bin Abdallah bin Abd al-Mutalib.”
Tidak ada indikasi dalam sumber sejarah bahwa pedang ini telah digunakan dalam peperangan. Pedang ini berada di rumah Nabi Muhammad SAW dan kemudian hanya digunakan oleh khalifah Fatimid.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Panjangnya adalah 100 cm dan memiliki sarung berupa kulit hewan yang dicelup.




9. Qal’a



Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami,
Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).
Pedang ini dikenal sebagai “Qal’i” atau “Qul’ay.” Nama yang mungkin berhubungan dengan tempat di Syria atau tempat di dekat India Cina. Ulama negara lain bahwa kata “qal’i” merujuk kepada “timah” atau “timah putih” yang di tambang berbagai lokasi.
Pedang ini adalah salah satu dari tiga pedang Nabi Muhammad SAW yang diperoleh sebagai rampasan dari Bani Qaynaqa. Ada juga yang melaporkan bahwa kakek Nabi Muhammad SAW menemukan pedang ini ketika dia menemukan air Zamzam di Mekah.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 100 cm. Didalamnya terdapat ukiran bahasa Arab berbunyi: “Ini adalah pedang mulia dari rumah Nabi Muhammad SAW, Rasul Allah.”
Pedang ini berbeda dari yang lain karena pedang ini mempunyai desain berbentuk gelombang.

Sumber http://kabarpagimu.blogspot.com/2011...#ixzz1EO9vSSAQ