Kamis, 11 September 2014

MEMBANGSAT KE BANGUN REJO



MEMBANGSAT KE BANGUN REJO

Sehabis sholat dzuhu gua dan teman teman sedang tidur-tiduran di masjid depan sekolahan gua sebut saja masjid nurul ulum atau Islamic centre ( bukan nama samaran). Lagi asik tidur-tiduran entah siapa ada yang ngajak kerumah Rachmad Mahendra tepatnya di Bangun Rejo(kampung mahe) untuk refreshing . mulai lah saling lempar pertanyaan
Mahe (Rachmad Mahendra) : ”Gimana pada bisa gak?”
Gua ( M Farras Ilham) : “Ayok aja gua mah selow”
Sabil ( YA Sabil Ismail : “gua juga ”
Cipta (Cipta Bagus H : “ gua Tanya brian dulu (abangnya)”
Ijal (Nofrizal Cahya A: “Sama gua juga nanya emak gua dulu”
Dyas (Dyas wisnu irawan) : “gua mah bebas”
Gua :”di usir gak tapi nanti ?hahaha”
Mahe : “selow aja, welcome orang tua gua”
keesokan harinya semua sudah fix pada bisa semua untuk berangkat ke kampung mahe
Mahe : “oke kalo gitu besok pulang sekolah langsung kumpul ditempat gua
Semua : “Siap!”
Gua : “Jangan lupa pinjem kamera  untuk dokumentasi perjalanan kita,nanti gua bawa juga camdig gua, gentian tapi yang megang :D ”
Sabil : “iyaaaa oiii”
Hari H keberangkatan waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB
Semua udah pada siap tinggal nunggu sabil dateng. Rumah paling deket tapi dateng paling terakhir (emang gitu orangnya maklumin aja hahahapasih) . akhirnya sabil dateng dan kami pun siap berangkat. Sebelum berangkat kami pun patungan untuk membeli perbekalan (Tanya sabil). Rencana kita mau numpang truk tapi pada gak ada yg mau numpangin berhubung masih di tengah kota kepekaan social masih sangat kurang. Jadi kami memutuskan untuk naek bis, bayar 7ribu kalo gak salah. Baru 5 menit perjalanan eeh bis nya ngetem. Gua duduk bersebelahan sama cipta ,sabil duduk sama ijal dan mahe sama dyas.
                Ada seseorang perempuan muda naik dalam bis kami ia duduk tepat di depan gua .rambutnya panjang,kulitnya putih dan bagi gua biasa aja gak tau kalo bagi mahe hahaha. Berhubung gua orang nya iseng. Gua memulai percakapan dengan cipta. Dengan percakapan layaknya penjahat kelas kakap. Yang isi percakapan nya itu menceritakan kalo temen kita ada yang ketangkep sama warga gara gara ngerampok (padahal asal asal ngomong aja )

Gua : “Si alex kemaren di gebukin warga gara gara kegep maling motor dia.”dengan nada serius dan sok iya banget bermaksud biar yang duduk di depan gua denger.
Cipta : “….”dengan muka bingung
Perempuan muda yang baru naik bis tadi ngelirik kebelakang ngeliatin gua dan cipta seakan akan gak tenang hidupnya. Apalagi tampilan gua sama cipta emang kayak bukan orang baek-baek. Saat dia melirik,gua pun langsung menatap wajah nya dengan sinis
Gua: “hampir dibakar hidup hidup  dia”
Cipta: “…..”sambil nginjek kaki gua seolah olah ngasih kode
Gua: “ si johan berhasil kabur tapi dia masuk DPO (daftar pencarian orang) buron dia sekarang “masih dengan nada serius seolah olah itu adalah kenyataan padahal hanya khayalan.
Karena gua gak peka dengan kode yang diberikan oleh cipta. Akhirnya cipta pun ngetik di Hp nya dengan bunyi seperti ini “ Udah lagi ras mbak yang didepan kita ini ketakutan”. Akhirnya gua pun berhenti untuk bercerita khayalan tentang alex dan johan tadi . entah kenapa tiba tiba perempuan muda yang barusan naik bis tadi akhirnya turun tanpa kata. Lalu gua dan cipta hanya bisa tertawa kecil.
Bis yang kita tumpangi masih mencari penumpang. Ada seseorang pemuda dengan jaket kulit hitam dan topi hitam bermuka seram naik ke bis yang sama dengan kami dan duduk tepat di depan gua.
                Cipta: “rass..” sambil nunjuk pake bibir ke pemuda itu
                Gua : “Kokorin aja cip” dengan tampang sok iya (Tanya cipta apa maksudnya)
Cipta pun tertawa kecil. Lalu bis pun kembali melanjutkan perjalanan.senja perlahan mulai tenggelam. Setelah 1 jam lebih perjalanan kami pun turun tepatnya di wates. Waktu menunjukkan pukul 18.00 WIB. Berhubung dari wates – Bangunrejo tidak ada angkutan umum karna itu adalah daerah perkebunan kelapa sawit dan tebu yag sangat luas sekali. kami pun memutuskan untuk mencari tumpangan. Lalu ada mobil kijang lewat depan kami
Mahe : “Pak numpang pak!”
Orang yg di mobil kijang : “waah keramean” sambil berlalu begitu saja didepan kami
Akhirnya kami memutuskan untuk sholat magrib di sebuah masjid. Setelah sholat Alhamdulillah kami dapat tumpangan truk (truknya segede gaban) gua,sabil,cipta dan mahe duduk tepat di atas kepala truknya dan ijal dan dyas di bak truknya.(awas ada dodos kalo kata ijal) dodos itu sejenis alat untuk memotong pohon sawit dan sangat tajam sekali. Setelah menempuh perjalanan sekitar 45menit kami pun turun dipertigaan karena harus melanjutkan perjalanan lagi karna truknya beda arah. Sambil menunggu jemputan dari orang tua nya mahe kami pun terus berjalan, ngomong udah sebentar lagi padahal masih jauh sekitar 8KM , ya begitulah seorang rachmad mahendra anak dari bapak Agus Hartoyo. Akhirnya orang tua mahe menjemput kami dan kami pun sampai di kediamannya. Sejenak kami istirahat,sholat mandi disana.

BERSAMBUNG
TUNGGU KISAH KAMI SELANJUTNYA !
-TRAGEDI BAKAR AYAM
-NGE-DRIFT DI KEBON SAWIT
 -JELAJAH ALAM BANGUNREJO
-BOTOK NENEK MAHE
-DAN LAIN LAIN